Flascokids – Teruntuk bunda yang belum tahu, toilet training merupakan proses pelatihan kontrol kantung kemih dan buang air besar pada seseorang, khususnya anak. Ada banyak sekali hal yang harus bunda perhatikan dan persiapkan dalam melakukan toilet training ini.

Penasaran? Simak informasinya berikut ini!

Tanda Anak Siap Toilet Training

Bunda mungkin telah melihat tanda-tanda si kecil siap untuk toilet training di umurnya yang menginjak 2 tahun. Beberapa anak menunjukkan tanda ini di umur 18 bulan, dan sebagian lainnya bahkan di usia lebih dari 2 tahun.

Anak mungkin sudah siap toilet training apabila:

  • dapat berjalan dan duduk untuk waktu yang singkat
  • mulai mandiri, termasuk lebih sering menolak alias bilang “tidak”
  • mulai tertarik mengamati orang lain masuk ke toilet
  • mempertahankan popok yang kering hingga 2 jam
  • mulai memberi isyarat pada bunda ketika popoknya basah (BAK dan BAB)
  • mulai tidak menyukai popok, seperti mencoba melepasnya ketika popok basah
  • mampu buang air besar dengan teratur
  • dapat menarik celana ke atas ataupun ke bawah
  • mampu mengikuti instruksi singkat seperti “lempar bolanya ke bunda”.

Tidak semua tanda di atas harus terjadi ketika si kecil siap.

Peralatan Untuk Toilet Training

Potty atau Toilet

Anak-anak bisa memulai toilet training menggunakan potty atau toilet biasa. Si kecil mungkin lebih suka potty daripada toilet atau sebaliknya. Dua-duanya tidak masalah, atau bunda juga tidak perlu sungkan mendorongnya untuk suka pada keduanya.

Potty mudah untuk dipindahkan, dan beberapa anak melihatnya tidak “semenakutkan toilet”. Di sisi lain, toilet yaa toilet, tempat setiap orang melakukan BAB dan BAK.

Jika anak Anda akan menggunakan toilet, Anda juga memerlukan:

  • tangga atau footstool –anak dapat menggunakan ini untuk masuk ke toilet dan mengistirahatkan kaki mereka sambil duduk
  • kursi kecil yang pas dalam kursi toilet besar.

Training Pants

Anak akan lebih mudah memahami toilet training apabila ia sudah tidak lagi mengenakan popok. Dari sana, mungkin sudah waktunya si kecil mengenakan training pants.

Training pants sendiri merupakan pakaian dalam yang bersifat menyerap khusus untuk toilet training. Ia memang tidak sebaik popok dalam serapannya, tapi tetap mampu menahan hal sebesar BAB yang tidak disengaja.

Jangan lupa apabila anak mulai mengenakan training pants, dandani anak dengan pakaian yang mudah untuk dilepas.

Celana Dalam

Terakhir, bunda juga bisa membiarkan anak untuk memilih celana dalamnya sendiri. Menyudahi penggunaan popok merupakan langkah yang besar untuk si kecil. Rayakanlah untuk memudahkan transisi tersebut.

Mempersiapkan Anak Untuk Training Toilet

Siapkan beberapa hal di bawah ini sebelum memulai toilet training pada si kecil:

  • Mulai ajari anak beberapa kata untuk pergi ke toilet – misalnya, “pipis”, “buang air” atau “toilet”.
  • Ketika bunda mengganti popok si kecil, masukkan popok basah dan kotor ke dalam potty – hal ini dapat membantu anak memahami untuk apa potty itu.
  • Biarkan anak mengamati bunda atau anggota keluarga terpercaya lainnya saat menggunakan toilet, dan jelaskan apa yang sedang bunda lakukan.
  • Sekali atau dua kali sehari, mulailah kenakan training pants pada si kecil – hal ini dapat membantu si kecil memahami perasaan basah.
  • Pastikan anak memakan banyak serat serta minum banyak air, sehingga si kecil tidak sembelit. Sembelit sendiri dapat menyebabkan toilet training lebih sulit.

Toilet Training Pada Anak

Akan sangat baik apabila bunda memulai toilet training ketika sedang tidak memiliki perubahan atau kegiatan atau peristiwa besar dalam kehidupan keluarga. Perubahan yang dimaksud seperti pergi berlibur, menitipkan anak, hingga kedatangan bayi baru ataupun pindah rumah.

Dan akan lebih baik lagi untuk memulai toilet training saat bunda tidak memiliki rencana untuk meninggalkan rumah.

Kapan waktunya membawa anak ke toilet?

  • Cobalah jadikan kegiatan ke toilet sebagai bagian dari rutinitas si kecil setiap harinya. Misalnya, dorong anak untuk menggunakan potty atau toilet di pagi hari, dan sebelum atau sesudah makanan ringan atau makan besar.
  • Dorong si kecil untuk pergi ke toilet ketika mereka menunjukkan tanda-tanda seperti menggelia-geliat, mondar-mandir, dan lain-lain. Tapi jangan paksakan si kecil untuk pergi.
  • Tanya si kecil apakah ia ingin pergi ke toilet atau tidak ketika ia berganti kegiatan. Misalnya, bunda dapat mengingatkan anak untuk pergi ke toilet sebelum mereka duduk untuk makan siang.
  • Jika si kecil tidak pipis atau buang air setelah 3-5 menit duduk di potty atau toilet, biarkan ia turun. Akan sangat baik apabila anak tidak duduk di toilet terlalu lama, karena hal tersebut hanya akan terasa seperti hukuman untuk si kecil.

Cara Mendorong Anak

  • Pujilah anak karena berani mencoba. Secara bertahap, kurangi pujian tersebut saat si kecil mulai menguasai setiap bagian dari runtutan proses.
  • Jika si kecil telat ke toilet, cobalah untuk tidak frustrasi. Bersihkan saja tanpa berkomentar atau “memulai” keributan.

Cara Mendandani Anak (Mengenakan Pakaian)

  • Mulai gunakan celana dalam atau training pants sepanjang waktu. Gunakan popok hanya di malam hari dan selama tidur di siang hari.
  • Beri si kecil pakaian yang mudah dilepas – misalnya, celana panjang dengan pinggang elastis. Saat cuaca lebih hangat, bunda bisa membiarkan anak mengenakan celana dalam ketika berada di rumah.

Cara Menjaga Anak Tetap Bersih dan Higienis

  • Bersihkan anus anak sampai si kecil memahami caranya. Ingatlah untuk selalu menyekanya dari depan ke belakang, terutama untuk anak perempuan.
  • Ajari anak (laki-laki) untuk membasuh penisnya setelah pipis untuk menyingkirkan sisa tetesan. Di awal toilet training, bunda bisa mengapungkan bola pingpong di toilet untuk anak bidik. Atau mungkin, si kecil lebih suka duduk untuk pipis.

Bepergian Saat Toilet Training

Akan lebih muda bagi bunda untuk stay dulu beberapa hari ketika si kecil melakukan toilet training. Meski begitu, selalu ada saat dimana bunda memang mau ngga mau harus keluar.

Kemanapun bunda pergi, alangkah baiknya bunda selalu memastikan lokasi toilet terdekat. Lebih baik lagi kalau bunda menyisihkan celana dalam dan baju cadangan untuk si kecil ketika bepergian. Jangan lupa sediakan juga kantung plastik atau kantung tahan air untuk pakaian basahnya nanti.

Terakhir, apabila si kecil mengikuti kegiatan yang membuatnya jauh dari bunda atau sebaliknya, pastikan siapapun yang bertanggung jawab padanya tahu kalau si kecil sedang melakukan toilet training.

Si kecil mungkin akan membutuhkan bantuan orang dewasa untuk menggunakan toilet atau potty.

Tantangan

Anak mungkin marah karena beberapa hal, mulai dari kecelakaan hingga kemunduran progres. Jika ini terjadi, pastikan si kecil tahu bahwa hal tersebut tidak masalah dan ia tidak perlu khawatir.

Berikut ini merupakan tips-tips untuk menghindarinya:

  • Jika bunda yakin si kecil belum pipis atau buang air besar dalam beberapa saat, ingatkan kalau ia mungkin membutuhkannya. Anak Anda mungkin terlalu sibuk melakukan aktivitas untuk pergi ke toilet.
  • Periksa apakah si kecil ingin pergi ke toilet saat waktu bermain yang lama atau sebelum jalan-jalan. Jika ia tidak ingin pergi, maka tak apa-apa.
  • Cobalah pastikan toilet atau potty mudah dijangkau dan digunakan.
  • Mintalah si kecil untuk pipis dahulu sebelum tidur.

Memastikan Si Kecil Tetap Kering Semalaman

Butuh waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk anak bisa tetap kering semalaman.

Ciri utama kalau si kecil mampu kering semalaman adalah popoknya yang kering ketika pagi menjelang. Ketika bunda mulai melihat ini sebagai rutinitas, bunda bisa berhenti memakaikan anak popok di malam hari.

Bedwetting merupakan hal yang umum, bahkan pada anak-anak usia sekolah. Jika si kecil ngompol di tempat tidur, ada ragam hal yang bisa bunda lakukan ketika bunda atau si kecil siap.

Anak akan belajar cara menggunakan toilet seiring berjalannya waktu. Butuh waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Dan BAB akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk adaptasi dibandingkan dengan pipis.

Pada akhirnya si kecil pasti bisa buang air sendiri. Pasti. Jadi, bunda stay positive aja dan fokus pada pelatihannya. Stres dan tekanan, baik untuk si kecil atau bunda sendiri hanya membuat diri menjadi kesal dan jengkel, dan takutnya anak juga malah jadi menghindar dari toilet training.

Hubungi kami!